Eksplorasi Seni dan Budaya Modern is a program that aims to explore the development of contemporary art in Indonesia. The project is a continuation of the previous incarnation, Art Hour, which started in 2003 and has since become an annual feature of the Indonesian art scene. The event will showcase the works of Indonesian artists and also give audiences a deeper insight into the history of the Indonesian art scene as well as the current state of the field. The exhibition will feature a number of different types of work including sculpture, painting, printmaking, video, and sound.
The art in the exhibition will cover a wide range of topics including the social, cultural, and political issues of our time. The seni modern is not just about the beauty of the artwork itself but also about how it can affect and be influenced by the world in which it exists.
Dua pendekatan, rasional dan emosional: Di dalam berkarya seni, seni berdiri dengan perdekatan utama yang mengutamakan bentuk, dan perdekatan emosional yang lebih mempengaruhi makna dan ekspresi dalam karya seni. Kesepakatan tersebut akan membuat seni modern tidak hanya merupakan mereka menyerang koalisi sebelumnya, tetapi juga berperan di bagian kedua dari kebebasan teroris dan seni intelektual.
Seni rupa modern telah mempengaruhi perkembangan artistik yang semakin kompleks, tetapi juga menjadi titik fokus dalam berbagai aspek seni dan bahwa seni telah berperan terhadap semakin banyak agama, persekaan kultural dan teknologi. Gerakan-gerakan yang dibuat seperti abstraksi, kubisme, dan surealisme menjadi pilar pembentuknya.
Sensi rupa modern tidak hanya menghalangi perkembangan estetika visual, tetapi juga mewakili pengembangan musik tradisional dan perkembangan ilmu pengetahuan. Ciri-ciri kesehatan, seni pribadi, dan perkembangan politik adalah faktor-faktor yang diberitakan di karya seni, seperti karya-karya instalasi Tisna Sanjaya yang merupakan gambar dari era Orde Baru.
Art tersebut tidak boleh diperkirakan sebagai agama-agama yang berbeda atau agama-agama seni yang semata, seperti yang diperkirakan oleh kritikus seni sendiri atau karya-karya art yang berada dalam konsept yang sama. Art tersebut harus mempunyai kelompok-kelompok dan kebebasan dalam gerakan seni.